Gagal Interview kerja?Jangan Ulangi Kesalahan Ini

Dulu aku pikir asal coba, lama-lama pasti keterima. Tapi... kok nggak gitu ya? “Udah apply puluhan, tapi masih belum ada yang nyangkut. Salahnya di mana sih?” kenapa gagal mulu pas interview?

Pernah nanya gitu ke diri sendiri? Aku pernah, bahkan sering. Dan ini relate banget buat kamu yang lagi cari “kerjaan” tanpa bantuan orang dalam. Mungkin kamu sekarang lagi rajin banget scroll loker, kirim CV, ikut job fair, bahkan sampai ikut kelas ini-itu. Tapi kok tetap ngerasa stuck?


Padahal udah niat banget, tapi hasilnya belum keliatan. Tenang, aku pernah di titik itu juga. Dan kalau kamu lagi ngerasa burnout karena nyari kerja yang rasanya jadi beban bukan harapan, yuk duduk dulu, aku ceritain sesuatu. Biar kamu nggak perlu jatuh di lubang yang sama, aku rangkum semuanya di sini, lengkap, dengan insight yang juga aku dapet dari pengalaman dan research.

  1. Banyak yang Nggak Sadar Kalau Kesalahan Ini Sering Jadi Alasan Ditolak Interview
    Kalau kamu masih asal klik loker yang kelihatannya mirip-mirip sama pengalaman kamu tanpa cek deskripsi secara rinci, bisa jadi itu salah satu penyebab utamamu gagal. Menurut Shrm.org, kandidat yang menyesuaikan aplikasinya sesuai detail job desc cenderung 2x lebih tinggi peluangnya lolos seleksi awal.

    Solusi: Jangan cuma baca sekilas. Buka mata lebar-lebar, cocokkan bukan hanya judul posisi, tapi juga hard skill dan soft skill yang diminta. Kalau nggak match? Skip aja. Cari yang benar-benar relevan dan sesuai profilmu.

  2. Banyak yang Ngelamar, Tapi Sedikit CV Bener

    Masih pakai CV desain warna-warni atau pakai bahasa campur aduk? Saatnya upgrade. Sekarang perusahaan pakai ATS (Applicant Tracking System) buat nyaring CV secara otomatis. Kalau formatnya ribet, bisa-bisa CV kamu bahkan nggak sempat dibaca HR-nya.

    Solusi: Gunakan format ATS-friendly, rapi, konsisten, dan satu bahasa penuh (Indonesia atau Inggris). Tambahkan profil singkat, pengalaman kerja relevan, dan pencapaian terukur. Kamu bisa mulai dari template gratis di Google, atau lebih baik lagi, minta feedback dari teman HR.

  3. Awalnya Kupikir Semua Tentang Skill. Ternyata... Komunikasi Bikin Selisih Jauh Banget

    Waktu awal lulus, aku tipe yang mikir: "Yang penting punya pengalaman dan bisa kerja, pasti dilirik HR."
    Tapi kenyataannya?
    Interview demi interview, aku cuma ngulangin kesalahan yang sama, ngomongnya muter-muter, jawab pertanyaan nggak nyambung, dan ujungnya? Gagal lagi.

    Sampai suatu hari, aku nemu catatan pertanyaan interview yang pernah aku jawab dulu banget dan aku ngetawain diriku sendiri:

    “Ya ampun, jawabannya kayak ngarang bebas.”

    Nggak ada yang ngajarin, jujur. Aku cuma mulai nulis ulang pertanyaan-pertanyaan yang biasanya HR tanya. Aku jawab satu-satu. Kadang tulis, kadang rekam suara sendiri. Kadang latihan depan kaca.
    Lama-lama, aku tahu pola:

    • Mana yang bikin HR bingung

    • Mana yang sebenarnya bisa dijawab lebih ringkas

    • Dan yang paling penting, gimana cara ngomong yang nggak kaku tapi tetap meyakinkan

Dan dari situ aku sadar, interview tuh bisa banget dilatih. Kamu bisa, karena terbiasa. Bukan cuma soal jawaban, tapi juga soal kepercayaan diri saat menyampaikannya. Coba cara jawabannya, pakai metode STAR:

  • Situation – Ceritain konteks dan latar kejadian

  • Task – Apa tanggung jawabmu saat itu

  • Action – Langkah spesifik yang kamu ambil

  • Result – Hasil nyata dari aksi kamu

Kalau kamu mau lebih maksimal, aku saranin pakai Elwyn.AI. Aku tahu teknologi bantu banyak hal, tapi awalnya skeptis juga. Masa latihan interview sama AI?
Tapi ternyata, Elwyn.AI ini beda.

Dia bukan cuma kasih pertanyaan template doang. Tapi dia simulasiin interview, lalu kasih skor dan feedback dari sudut pandang HR, bahkan dalam beberapa bahasa. Kamu juga bisa latihan pakai metode STAR, dan yang bikin keren bisa evaluasi ekspresi, intonasi, dan urutan jawaban. Kayak punya coach beneran yang sabar dan nggak bakal bosen.

Di titik ini, aku nggak lagi percaya bahwa cuma skill teknis yang bikin kamu lolos. Tapi kombinasi dari, kemampuan membaca peluang (baca loker dengan jeli), kemampuan menyusun CV yang terbaca jelas sama robot (lolos ATS) dan manusia, serta latih komunikasi interview kamu kayak kamu lagi latihan nari, ngulang sampai luwes.

Next
Next

Rahasia Lolos Interview yang Jarang Dikasih Tau HR Akhirnya Terbongkar!