6 Struktur Jawaban Interview “Kenapa Kamu Tertarik dengan Posisi Ini?”
Kelihatannya gampang. Tapi banyak pelamar kerja justru kepleset waktu ditanya: “Kenapa kamu tertarik dengan posisi ini?”
Padahal, pertanyaan ini bisa jadi kesempatan emas buat kamu menunjukkan seberapa dalam kamu memahami peran yang kamu incar. Pertanyaannya singkat, tapi dampaknya besar. Banyak pelamar yang tergelincir karena jawabannya terlalu generik atau terdengar seadanya.
Misalnya:
“Karena sesuai dengan passion saya.”
Kalimat itu memang aman, tapi sayangnya… terlalu biasa. Perekrut pasti sudah mendengarnya berkali-kali.
Bahkan menurut riset dari Journal of Applied Psychology (2021), kesan pertama terhadap kandidat terbentuk hanya dalam waktu 90 detik. Dan di menit awal itulah pertanyaan seperti ini sering muncul.
Jadi, kamu butuh jawaban yang bukan cuma sopan dan benar, tapi juga bernilai, terasa otentik, dan relevan dengan posisi yang kamu incar.
Apa sebenarnya yang dicari HRD dari pertanyaan ini?
Mereka ingin menilai apakah kamu:
Sudah melakukan riset tentang posisi dan perusahaan
Memahami tanggung jawab dan ekspektasi dari peran tersebut
Punya motivasi yang kuat dan selaras dengan tim
Bisa memberikan kontribusi nyata, bukan sekadar "isi bangku"
6 komponen jawaban “Kenapa kamu tertarik dengan posisi ini?” yang bikin kamu lebih melekat di Ingatan HRD. Supaya jawabanmu lebih berbobot dan mudah diingat, susunlah secara bertahap dengan langkah-langkah berikut:
Tunjukkan bahwa kamu sudah mengenal perusahaan
Jangan datang dengan jawaban kosong. HR akan menghargai jika kamu sudah mengeksplorasi identitas dan nilai brand mereka. Misalnya gaya komunikasi, tone media sosial, atau arah bisnisnya.Contoh Jawaban:
“Saya tertarik dengan posisi ini karena pendekatan komunikasi brand ini terasa autentik dan konsisten. Konten media sosialnya terasa relate, komunikatif, dan punya arah yang jelas. Saya bisa merasakan bahwa ada tim yang betul-betul memahami siapa audiensnya.”Hubungkan jobdesk dengan pengalaman atau kekuatanmu
Tunjukkan bahwa kamu tidak hanya paham tanggung jawabnya, tapi juga punya rekam jejak yang mendukung.Contoh Jawaban:
“Dalam satu tahun terakhir saya memegang akun media sosial untuk brand lokal bidang fashion. Saya bertugas mengatur jadwal unggahan, menulis caption, dan memonitor performa konten. Salah satu kampanye Reels saya berhasil menjangkau lebih dari 1 juta views organik. Dari situ saya belajar pentingnya memahami audiens sebelum membuat strategi konten.”Baca juga:
CV Aja Nggak Cukup! Ini Cara Biar Lamaranmu Nggak Tenggelam di Lautan Kandidat
Not GPA Not Experience This is What Makes HR Immediately Take a LookCeritakan ketertarikan personal terhadap peran ini
Ceritakan sisi personalmu apa yang membuat posisi ini menarik secara emosional atau intelektual.
Contoh Jawaban:
“Sejak kuliah saya sudah tertarik pada dunia komunikasi digital, khususnya bagaimana konten bisa memengaruhi perilaku audiens. Buat saya, media sosial adalah ruang dua arah bukan cuma tentang menyebar pesan, tapi membangun koneksi. Itulah yang bikin saya antusias dengan peran ini.”Tegaskan semangat belajarmu
Gak masalah kalau kamu belum sepenuhnya menguasai semua aspek pekerjaan. Yang penting, tunjukkan bahwa kamu punya kemauan untuk bertumbuh.
Contoh Jawaban:
“Saya sedang memperdalam wawasan tentang manajemen komunitas di platform seperti Discord, karena saya tahu tren hari ini bukan cuma soal jangkauan luas, tapi juga keterlibatan yang bermakna. Saya senang bisa terus mengeksplorasi cara baru agar konten terasa lebih hidup dan berdampak.”Kaitkan dengan tujuan kariermu ke depan
Bantu perekrut melihat bahwa kamu bukan hanya mencari pekerjaan, tapi sedang membangun arah profesional jangka panjang.
Contoh Jawaban:
“Dalam 3–5 tahun ke depan, saya ingin berkontribusi sebagai pemimpin tim konten atau social media strategist yang bisa merancang narasi brand end-to-end. Saya melihat posisi ini sebagai fondasi awal yang tepat untuk mengasah pemahaman strategis dan kolaborasi tim.”Sampaikan nilai lebih yang bisa kamu tawarkan
Jangan hanya fokus pada apa yang ingin kamu dapatkan, tapi juga apa yang bisa kamu berikan.
Contoh Jawaban:
“Di tempat kerja sebelumnya, saya menginisiasi sistem review konten mingguan yang membantu tim memetakan performa per kategori. Hasilnya, kami bisa mengidentifikasi pola engagement dan menyusun strategi yang lebih terukur. Saya berharap pendekatan ini bisa diterapkan juga di sini agar proses kreatif lebih efisien.”
Contoh lengkap jawaban final yang bisa kamu ikuti
“Saya tertarik dengan posisi ini karena saya melihat brand ini punya pendekatan komunikasi yang kuat dan konsisten di media sosial. Saya punya pengalaman memegang akun media sosial brand lokal dari perencanaan sampai analisa performa, dan sempat menginisiasi campaign Reels yang berhasil menjangkau lebih dari 1 juta views. Selain itu, saya senang mempelajari tren baru saat ini saya sedang mendalami bagaimana membangun komunitas online secara lebih intim. Buat saya, posisi ini bukan sekadar pekerjaan, tapi bagian dari perjalanan saya untuk tumbuh sebagai content strategist yang berdampak. Saya berharap bisa ikut berkontribusi di tim yang punya semangat yang sama.”
Jangan terjebak jawaban yang terlalu umum, berikut contoh jawaban yang perlu kamu hindari:
“Karena saya butuh pekerjaan.”
“Karena saya lulusan jurusan komunikasi.”
“Karena saya suka media sosial.”
Kenapa? Karena jawaban seperti itu tidak memberikan nilai unik apapun.
Ingat, kamu bersaing dengan banyak kandidat. Jadilah kandidat yang punya alasan yang nyata dan konkret.
Supaya gak grogi saat menjawabnya, coba latihan pakai Elwyn.ai
Sudah tahu jawabannya, tapi tetap grogi pas wawancara? Tenang. Coba latihan bareng Elwyn.ai, sebuah platform interview AI yang bantu kamu:
Latihan tanya jawab seolah-olah lagi ketemu HR
Dapat evaluasi otomatis soal cara bicara, struktur jawaban, dan kepercayaan diri
Bisa latihan kapan pun, tanpa perlu janjian
Bahkan kamu juga bisa pakai buat cek CV, supaya isi CV-mu selaras dengan posisi yang dilamar.
Kesimpulan
Jawaban yang kuat itu bukan yang rumit, tapi yang disiapkan. Yang penting, kamu tahu apa yang kamu cari, apa yang kamu bisa, dan ke mana kamu ingin tumbuh.
Gunakan 6 struktur di atas sebagai fondasi. Lalu tambahkan cerita, refleksi, dan semangatmu sendiri. Karena di balik pertanyaan sederhana ini, tersembunyi sinyal besar, apakah kamu kandidat yang benar-benar layak diberi peluang?